Drive shaft dan Axle shaft
Poros penggerak
(drive shaft) berfungsi menggerakkan roda-roda kendaraan, yang
menggunakan sistem suspensi independent. Sudut joint dan jarak antara
differential dengan roda akan berubah sesuai dengan perubahan sudut
antara body kendaraan terhadap permukaan jalan selama bergerak.
Driveshaft
adalah Sebuah poros penggerak, poros penggerak, poros
baling-baling adalah komponen mekanis untuk transmisi torsi dan rotasi,
biasanya digunakan untuk menghubungkan komponen lain dari drive train
yang tidak dapat dihubungkan langsung karena jarak atau kebutuhan untuk
memungkinkan relatif gerakan antara mereka.
Drive shaft adalah pembawa torsi : mereka tunduk pada torsi dan
tegangan geser , setara dengan perbedaan antara input dan torsi beban.
Oleh karena itu mereka harus cukup kuat untuk menanggung stres,
sementara menghindari berat badan terlalu banyak tambahan seperti yang
pada gilirannya akan meningkatkan mereka inersia .
Drive shaft sering menggabungkan satu atau lebih sambungan universal
atau rahang kopling , dan kadang-kadang bersama splined atau bersama
prismatik untuk memungkinkan variasi dalam keselarasan dan jarak antara
mengemudi dan komponen drive.
CONSTANT VELOCITY JOINT
TIPE TRIPOD JOINT
mempunyai 3 roller & bentuknya sederhana, ini mengurangi biaya pembuatan.
TIPE BIRFIELD JOINT
mempunyai
beberapa steel ball agar kecepatan yg seragam dapat dipertahankan dg
ketelitian yg tinggi. Alur khusus dibuat pd ball seat, sehingga kontak
antara drive shaft & poros yg digerakkan selalu dalam jalur itu
dibagi 2 sudut perpotongan dari poros. Tipe ini dibuat sedemikian rupa
hingga perubahan panjangnya berlaku sesuai gerak kendaraan, seperti pada
tripod joint.
Secara umum sistem pemindah tenaga dikelompokkan ada empat jenis/tipe sistem pemindah tenaga putaran mesin ke roda, yaitu :
Front Engine Rear Drive (FR)
Sistem ini komponen mesin berada di depan dan menggerakkan roda bagian belakang.
Secara umum komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), drive shaft/ propeller shaft, differential, rear axle dan roda(wheel).
Kelebihan
b. b. Kemampuan daya dorong lebih kuat.
e. c. Karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan.
f. d. Cenderung lebih mudah dalam bermanuver di tempat parkir yang sempit karena sistem kemudi tak terhambat oleh as roda .
g. e. Parts penggeraknya lebih tahan lama karena hanya dipergunakan untuk menyalurkan tenaga.
h. f. Sistem kemudi menjadi lebih ringan dan tidak seliar penggerak depan.
Kelemahan
a. a. Akselerasi tidak sebaik mesin berpenggerak roda depan.
c. b.
Efisiensi mesin sistem ini lebih sulit didapat. Bila performa tenaga
mesin pas-pasan, kerugian gesekan kian melemahkan performa mobil secara
keseluruhan.
d. c. Bobot kendaraan yang terpusat di belakang membuat gejala oversteer mudah terjadi.
Sistem
ini komponen mesin berada di depan dan menggerakkan roda bagian depan
juga. Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission/transaxle), differential, front axle dan roda (wheel).
Keunggulan
a. Proses penyaluran tenaga lebih efisien, sehingga akselerasi menjadi lebih baik dan lebih gesit. Kebanyakan digunakan untuk mobil perkotaan yang menuntut manuver lincah dan hemat bahan bakar.
d. b. Gerak roda depan kebanyakan diadopsi oleh mesin dengan kapasitas kecil.
e. c. Lebih stabil dalam memainkan throttlegas
Kelemahan
a. a. Penataan (layout) mesin lebih rumit dan membutuhkan ruang lebih banyak.
b. b. Beban mobil terkonsentrasi di bagian depan, menyebabkan tidak nyaman ketika melakukan perjalanan jauh.
c. c. Sistem handlingnya terasa understeer karena roda depan mempunyai dua tugas berat yaitu sebagai penggerak dan sebagai kemudi. Sehingga keausan ban juga lebih cepat.
f. d. Perawatan komponen mesin dan roda lebih rumit dan lebih mahal.
g. e. Tidak sekuat sistem penggerak roda belakang saat di jalan tanjakan.
i. f.
Untuk manuver untuk parkir terasa lebih sulit ketika roda depan
dituntut harus belok patah karena keterbatasan pada as roda.
Rear Engine Rear Drive (RR)
Dalam
sistem ini mesin mobil ditempatkan di belakang dan juga menggerakkan
roda belakang. Pemindah tenaga kendaraan prinsipnya sama dengan tipe FF,
yaitu : kopling (clutch), transmisi (transmissions), differential,rear axle dan roda (wheel).
Keuntungan
Pada jalan lumpur traksi baik.
Kerugian
Kenyamanan kurang pada jalan aspal, jika tidak cukup beban pada aksel depan.
Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua.
Pertama ke front drive shaft (frontpropeller shaft), front differential, front axle dan roda depan (front wheel), kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).
Keuntungan
Traksi sangat baik
Kerugian
Harga lebih mahal dan berat.
Pada sistem penggerak empat roda dapat dibedakan.
AXLE SHAFT
Axle shaft atau
poros penggerak roda adalah salah satu komponen sistem
pemindah tenaga, merupakan poros penggerak
roda-roda dimana roda-roda dipasang pada axle shaft sehingga beban roda
ditumpu oleh axle shaft.
Axle shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke
roda-roda.
Axle shaft pada
kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front
axle shaft (poros penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros
penggerak roda belakang). Pada kendaraan Front Engine Front Drive (FF) , front axle shaft sebagai penggerak
(driving axle shaft), sedangkan pada kendaraan tipe Front Engine Rear
Drive (FR), rear axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft).
Sedangkan pada kendaraan Four Wheel Drive (4WD) atau AWD, front axle shaft
maupun rear axle shaft sebagai sama-sama sebagai penggerak (driving
axle shaft).
Axle shaft diklasifikasikan menjadi :
1. Axle shaft rigid
2. Axle shaft independent
A. Rigid Axle Shaft
Type rigid sering digunakan pada kendaraan
berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang
dirancang untuk medan-medan berat karena mampu
menahan beban yang berat.
Fungsi axle shaft pada type rigid :
a.
Penerus
putaran ke roda.
b.
Pendukung
beban roda
Keuntungan dan kerugian axle shaft rigid
3.
Sudut
beloknya kecil.
Keuntungan :
1.
Konstruksi
lebih kuat.
2.
Cocok
untuk kendaraan skala medium ke atas.
3.
Sanggup
menahan beban berat.
4.
Moment
yang dihasilkan besar.
Kerugian :
1.
Suspensi
kendaraan keras
2.
Pada
saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan tidak stabil.
B. INDEPENDENT AXLE SHAFT
Keuntungan dan kerugian axle shaft
independent
Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-jenis sedan, karena type ini disamping
konstruksinya ringan juga mampu
membuat sudut belok lebih besar.
Fungsi
axle shaft pada tipe independent :
1.
Sebagai
penerus putaran ke roda
2.
Sebagai
pendukung beban roda
3.
Sebagai
penstabil body kendaraan, karena
dilengkapi CV joint.
Keuntungan
:
1. Konstruksinya ringan.
2. Mampu membuat sudut
belok lebih besar
3. Perawatan mudah.
4. Body kendaraan lebih
stabil bila dibandingkan axle rigid.
Kerugian
:
1.
Tidak
mampu menahan beban besar
2.
Pada
bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
3.
Harganya
lebih mahal.
4.
Memerlukan
perawatan rutin.
Berdasarkan sistem
penopangnya axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1. Type semi floating
2. Type ¾ floating
3. Type full floating
a. Type semi floating
Jenis ini biasa
digunakan pada kendaraan jenis sedan,
station wagon dan jeep.
Keuntungan :
1.
Konstruksi sederhana
2.
Biayanya murah
Kerugian :
1. Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan
langsung dipikul oleh poros.
2. Jika patah roda tidak ada yang menahan.
b. Type ¾ floating
Bantalan dipasang antara axle housing dengan wheel
hub dan axle shaft, secara tidak
langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.
Jenis ini biasa digunakan pada truck ringan.
Keuntungan :
1. Berat kendaraan tidak
semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga axle shaft tidak bengkok.
2. Bila terjadi axle
shaft patah masih ditahan oleh bantalan.
Kerugian :
- Akibat
gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan.
c. Type full floating
Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle
housing melalui dua buah bantalan dan
axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan
roda.
Type ini banyak digunakan pada kendaraan berat.
Keuntungan :
1. Berat kendaraan
seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft tidak menjadi
bengkok.
2. Gaya ke samping juga
tidak diteruskan ke axle shaft.
3. Faktor keamanan lebih
baik, dan sanggup memikul beban berat.
Kerugian :
- Biayanya
mahal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar